Im Yours


Oleh: Nisa’ Maulan Shofa


A
ku sedang menemani Keyra di perpus saat ini. Cewek termanis yang pernah ku lihat. Dan beruntungnya, aku adalah cowok beruntung yang bisa mendapatkannya. Padahal semua cowok disini berharap ada diposisiku. Kami sedang mencari buku-buku untuk menyusun tugas akhir kelasnya yang akan dikumpulkan dua hari lagi.
“Ra, ini buku-buku yang kamu butuhin kan?” aku menyerahkan beberapa buku kepadanya.
“That’s right. Thanks Angga,” ujarnya dengan gaya khasnya.
Dia memang ada keturunan dari luar negeri. Neneknya adalah orang Inggris. Dia terkadang menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasinya. Karena setiap liburan dia pasti mengunjungi neneknya di London. Supaya dia tidak lupa dengan bahasa Inggris.
“Oke. Kita ke kelas yuk. Aku masih banyak tugas,” ujarnya sambil menata buku-buku yang berhasil didapatnya.
“Oh iya, aku juga ada tugas tadi,” aku membantunya menata buku-bukunya.
**
A
ku sedang buru-buru menuju rumah Keyra. Karena tadi dia meneleponku untuk menemaninya ke toko buku karena rupanya buku-buku yang dia butuhkan belum lengkap.
Tepat pukul empat aku sampai di rumah Keyra. Tepat waktu sih. Namun, keringat bercucuran karena tadi aku ngebut banget.
Kulihat dia sudah stand by diluar. Berpakaian simpel tapi menarik. Terlihat sangat cantik.
“Angga, kau datang tepat waktu. Ayo kita berangkat,” ujarnya menghampiriku dan langsung memboncengku.
“You look so beautiful Keyra,” pujiku padanya.
“Thanks Angga,”
**
S
esampainya di toko buku, kami langsung sibuk mencari buku-buku yang dibutuhkan.
“Ngga, bisa nggak cariin aku buku biologi disana?” ujar Keyra yang berdiri persis di sampingku.
“Loh? Buat apa?” tanyaku bingung.
“Hehe, I need the book Angga. Kan sekalian biar nggak cari lagi nanti,”
“Oh ya udah,” ujarku lalu berlalu ke bagian buku pelajaran.
Setelah berhasil menemukan buku yang dimaksud Keyra, aku langsung menghampiri Keyra yang masih mencari buku.
“Nih,” aku menyodorkan buku yang ia pesan.
“Makasih. Aku sudah dapat buku yang kubutuhkan. Sekarang kita mau kemana?” tanya Keyra yang menenteng banyak buku.
“Sini aku bawain,” aku mengambil beberapa buku dari tangannya. “Kita ke kafe favoritmu aja ya?” sambungku lagi.
“Oke,”
**
A
ku dan Keyra sampai di kafe favorit Keyra yang terletak tidak jauh dari rumah Keyra. Sekalian nanti pulangnya bisa mampir, hehe.
Tiba-tiba ada seorang cowok mendekat kea rah kami. Siapa dia? Seingatku, aku tidak mempunyai teman seperti dia. Tampangnya agak kebule-bulean.
“Why you Angga?” tanya Keyra penasaran.
Dia memang tidak melihat cowok hyang hendak menghampiri kami itu. Karena kami duduk berhadapan. Dan cowok itu datang dari arah yang berlawanan dengan pandangan Keyra.
Keyra menghadap ke arah yang aku pandang. Dia tampang terkejut dengan apa yang ia lihat. Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri cowok itu. Mereka berpelukan. Aku hanya bingung melihatnya.
Keyra menggandeng cowok itu dan kembali. Lalu ia mengenalkannya padaku.
Cowok itu bernama Jonathan. Ia adalah teman masa kecil Keyra yang sekarang sudah menetap di London. Ia kesini untuk liburan.
**
S
ejak Keyra bertemu dengan teman lamanya itu, Keyra menjadi sibuk sendiri. Ia tak punya waktu lagi untukku.
Ia memang mengajakku saat akan pergi ke toko buku. Namun, saat itu dia malah bermesraan dengan Jonathan di hadapanku. Sehingga aku memutuskan untuk tidak ikut dan membiarkannya pergi bersama Jonathan. Karena kurasa, aku telah cemburu pada Jonathan.
Sampai tugas Keyra dikumpulkan, dan ia mendapat nilai terbaik di kelasnya. Dan aku tidak ada di sampingnya.
Ia sangat senang dengan hasil itu. Iapun merayakan kesuksesannya itu dengan menggelar pesta kecil di rumahnya. Ternyata ia masih ingat denganku karena ia juga mengundangku.
Tak kusangka, di acara itu ia mengumumkan bahwa keberhasilannya itu berkat bantuanku. Dan aku disuruh untuk maju ke depan untuk mengucapkan sepatah kata untuknya.
“I’ll do everything for you Keyra. Jangankan hanya membantu seperti ini. Kau suruh aku mengelilingi dunia inipun aku sanggup. Because I’m yours,” itulah sedikit kata yang ku ucapkan untuk Keyra. Sedikit gombal. Namun, itu tulus dariku.
Setelah itu aku duduk kembali ke tempatku. Namun, beberapa menit kemudian Keyra datang menghampiriku.
“Angga, are you angry with me? Kenapa kamu selalu menghindar dariku? Have I mistake to you?” ia duduk di sebelahku.
“No Keyra,” jawabku singkat.
“So? Kenapa kamu selalu menghindariku?” tanyanya dengan nada sedih.
Aku tak tega melihatnya. Akupun menjelaskannya. Dan ia juga menceritakan pa yang sebenarnya terjadi. Oh, ternyata hanya salah paham.
“Angga, I just love you. And I’m ypurs you know,” ujarnya penuh keyakinan. Kata-kata itu sangat indah di telingaku. Dan itu hanya untukku. Anggara Raharjo.
***
A
ku sedang di perpus bersama Angga saat ini. Cowok terkeren yang pernah ku lihat. Dan beruntungnya, aku adalah cewek beruntung yang bisa mendapatkannya. Padahal semua cewek disini berharap ada di posisiku. Kami sedang mencari buku-buku untuk menyusun tugas akhir kelasku yang akan dikumpulkan dua hari lagi.
“Ra, ini buku yang kamu butuhin kan?” ia menyerahkan beberapa buku padaku.
“That’s right. Thanks Angga,” ujarku dengan gaya khasku.
Aku memang ada keturunan dari luar negeri. Nenekku adalah orang Inggris. Aku memang terkadang menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasiku. Karena setiap liburan aku pasti mengunjungi nenekku di London. Supaya dia tidak lupa dengan bahasa Inggris.
“Oke, kita ke kelas yuk. Aku masih banyak tugas,” ujarku sambil menata buku-buku yang berhasil ku dapat.
“Oh iya, aku juga ada tugas tadi,” dia membantuku menata buku-bukuku.
**
A
ku sedang menunggu Angga. Karena tadi aku meneleponnya untuk menemaniku ke toko buku karena ternyata buku-buku yang ku butuhkan belum lengkap.
Tepat pukul empat dia sampai di rumahku. Namun, keringatnya bercucuran. Mungkin karena tadi dia ngebut.
Ia mengenakan pakaian yang simpel. Namun, terlihat sangat keren.
“Angga, kau datang tepat waktu. Ayo kita berangkat,” ujarku menghampirinya dan langsung memboncengnya.
“You look so beautiful Keyra,” pujinya padaku.
“Thanks Angga,”
**
S
esampainya di toko buku, kami langsung sibuk mencari buku-buku yang di butuhkan.
“Ngga, bisa cariin buku biologi disana?” ujarku yang berdiri persis di sampingnya.
“Loh? Buat apa?” tanyanya bingung.
“Hehe, I need the book Angga. Kan sekalian biar nggak cari lagi nanti,”
“Oh ya udah,” ujarnya lalu berlalu ke bagian buku pelajaran.
Ups! I’m forget to tell him how about the book look like. Tapi, beberapa saat kemudian dia kembali dengan membawa buku yang aku pesan. Oh dia memang hebat.
“Nih,” ia menyodorkan buku yang aku maksud.
“Makasih. Aku sudah dapat buku yang aku butuhkan. Sekarang kita mau kemana?” tanyaku yang menenteng banyak buku.
“Sini aku bawain,” ia mengambil beberapa buku dari tanganku. “Kita ke kafe favoritmu aja ya?” sambungnya lagi.
“Oke,”
**
A
ku dan Angga sampai di kafe favoritku yang terletak tidak jauh dari rumahku. Sekalian biar Angga mampir ke rumahku nanti, hehe.
Angga terbenngong setelah beberapa menit kami disini. Ada apa?
“Why you Angga?” tanyaku penasaran.
Aku tidak tahu apa yang ia lihat. Karena kami duduk berhadapan. Dan ia melihat ke arah yang berlawanan dengan pandanganku.
Aku melihat kea rah yang ia pandang. Aku terkejut dengan apa yang aku lihat. Aku beranjak dari dudukku dan menghampiri seorang cowok yang hendak menghampiri kami.
Ia adalah Jonathan. Teman masa kecilku yang sekarang tinggal di London. Aku bertemu dia setahun sekali saat aku berkunjung ke rumah nenekku. Tapi kenapa dia ada disini sekarang?
“Nathan? Is it you?” tanyaku heran.
“Alright.” Jawabnya lalu memelukku.
“Kenapa kamu bisa disini?” tanyaku masih heran. Ups! Dia kan nggak bisa bahasa Indonesia. “Did you know what I said?” tanyaku ulang.
“Tentu dong,” Jawabnya dan membuatku terkejut. Dia bisa bahasa Indonesia?
“Hey kau bisa bahasa Indonesia?”
“Pasti. Ini demi kamu,”
“Oh ya? Jadi, kenapa kamu bisa disini?”
“Holiday?”
“Oh, oke. Eh, aku akan memperkenalkanmu pada seseorang,” aku menggandeng Nathan menuju Angga. Aku memberitahu siapa Nathan pada Angga. Dan sebaliknnya.
**
S
ejak aku memperkenalkan Nathan pada Angga, Angga tampak sibuk sendiri. Ia tak punya waktu lagi untukku.
Saat aku ingin ke toko bukupun, ia tak mau ku ajak. Ia seperti menghindariku. Sehingga aku hanya pergi dengan Nathan.
Sampai pengumuman tugas akhirku muncul dan aku mendapat nilai terbaik di kelas. Aku tidak terlalu senang mendenganya. Karena tidak ada Angga di sampingku akhri-akhri ini.
Mama dan Papa menyuruhku untuk membuat pesta kecil di rumah untuk merayakan keberhasilanku ini. Dan aku mencoba mengundang Angga ke pesta ini.
Akhirnya Angga mau datang ke pestaku. Akupun tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku ingin berterima kasih kepada Angga karena telah membantuku. Aku menyuruh ia maju untuk mengucapkan sepatah kata untukku.
“I’ll do everything for you Keyra. Jangankan hanya membantu seperti ini. Kau suruh aku mengelilingi dunia inipun aku sanggup. Because I’m yours,” itulah itulah sepatah kata yang ia ucapkan untukku. Memang sedikit gombal. But, I think it’s the beautiful statement for me.
Setelah ia turun, aku yang sedang bersama Nathan langsung menemuinya. Dan Nathan menyemangatiku. Nathan bilang padaku untuk menyelesaikan masalah yang ada antara aku dan Angga. Ia memang sahabat terbaik yang ku punya.
Aku menghampiri Angga yang tengah duduk sendirian.
“Angga, are you angry with me? Kenapa kamu selalu menghindar dariku? Have I mistake to you?” aku duduk di sebelahnya.
“No Keyra,” jawabnya singkat.
“So? Kenapa kamu menghindariku?” tanyaku dengan nada sedih.
Lalu ia menceritakan kenapa. Oh ternyata ia salah paham denganku. Begitupun aku. Aku juga menjelaskan yang sebenarnya.
“Angga, I just love you. And I’m yours, you know.” Ujarku penuh keyakinan.
Kata-kata itu memang sedikit klise. Tapi, itu adalah kata terindah dariku untuk Angga. Setidaknya itu menurutku. Keyra Herdinansyah.
***
A
ku merasa bosan di rumah. Dan aku terus kepikiran Keyra di Indonesia. Satu-satunya cewek yang ku cintai. Bagaimana dia? Ah setahun sekali bertemu dengannya membuatku kangen dia terus.
Akupun akhirnya memutuskan untuk mengambil liburan ke Indonesia. Untuk menemui Keyra.
Sesampainya di Indonesia, aku langsung menuju ke rumah Keyra.
“Are you Jonathan?” mamanya Keyra keluar setelah aku memencet bel beberapa kali.
“Yes, its me. Keyra ada tante?”
“Hey, kamu bisa berbahasa Indonesia?” tante Ira terkejut.
Aku memang menyembunyikan kebisaanku dalam berbahasa Indonesia. Padahal bahasa Indonesiaku sangat fasih. Karena aku ingin member kejutan pada Keyra.
“Tentu,” jawabku singkat.
“Tante baru tahu loh. Oh ya, tadi kamu cari Keyra? Keyra sepertinya sedang di kafe favoritnya. Kamu tahukan tempatnya?”
“Oh yes, I know that. Ya udah tante. I’ve go now. Bye,” ujarku sambil melambaikan tangan dan pergi ke kafe yang di maksud.
Aku tahu dimana kafenya. Karena setiap aku bertemu Keyra, pasti ia membahas kafe favoritnya itu.
**
A
ku berjalan masuk ke dalam kafe itu. Aku menangkap sosok Keyra yang sedang duduk bersama seorang cowok. Siapa dia?
Baru aku hendak menghampirinya, Keyra sudah melihatku dan ia menghampiriku. Ia sangat terkejut melihatku.
“Nathan, is it you?” tanyanya heran.
“Alright.” Jawabku lalu memeluknya.
“Kenapa kamu bisa disini?” tanyanya masih heran. Ups! Apa dia tahu aku bisa berbahasa Indonesia? “Did you know what I said?” tanyanya lagi.
Syukurlah, berarti dia belum tahu. Rencana untuk mengejutkannya belum hancur.
“Tentu dong,” jawabku dan sepertinya membuat Keyra terkejut.
“Hey kau bisa bahasa Indonesia?”
“Pasti. Ini demi kamu.”
“Oh ya? Jadi, kenapa kamu bisa disini?”
“Holiday?”
“Oh, oke. Eh, aku akan mengenalkanmu pada seseorang,” ia menggandengku menujju mejanya. Dan memperkenalkanku pada cowok itu.
Namanya Angga. Dan wow, its make me surprise. He’s Keyra’s boyfriend. Ah, betapa bodohnya aku. Seharusnya aku tidak kesini jika ku tahu akan seperti ini.
**
S
ejak kutahu Keyra sudah punya pacar, aku jadi ingin menghancurkan hubungan Keyra dengan pacarnya. Aku tidak rela jika ini membuat kehancuran di hatiku.
Setiap Keyra pergi dan ingin mengajak Angga, aku selalu meghalanginya. Tentu saja ku buat biasa saja agar Keyra tidak curiga.
Saat Keyra berhasil bertemu Angga dan hendak mengajaknya untuk pergi ke toko bukupun aku halangi dengan bersikap mesra pada Keyra agar Angga merasa cemburu dan tidak mau ikut. Sepertinya itu berhasil karena Angga tidak mau ikut.
Sampai pengumuman hasil tugas akhir Keyra muncul dan ia mendapat nilai terbaik di kelasnya. Namun, ia terlihat tidak begitu senang dengat itu.
Melihat Keyra seperti itu, aku berinisiatif untuk berbicara dengan Tante Ira dan Om Dinan untuk menggelar pesta kecil di rumahnya untuk merayakan keberhasilan Keyra.
Namun, tidak kusangka sebelumnya. Keyra mengundang Angga dan mengumumkan bahwa Anggalah yang membantunya selama ini sehingga ia bisa berhasil dalam tugasnya ini. Dan ia menyuruh Angga untuk mengucapkan sepatah kata untuknya.
“I’ll do everything for you Keyra. Jangankan hanya membantu seperti ini. Kau suruh aku mengelilingi dunia inipun aku sanggup. Because I’m yours,” itulah kalimat Angga.
Mendengar itu aku menjadi sadar. Bahwa Angga memang pantas untuk Keyra. Dan Keyrapun hanya menganggapku sebagai sahabatnya. Jadi, percuma jika aku ingin memisahkan mereka berdua.
Setelah Angga turun kulihat Keyra terus memandangi Angga. Jadi, kusarankan keyra agar menemui Angga dan membicarakan masalah mereka dan segera berbaikan. Walaupun sebenarnya ujung masalahnya karena aku.
Keyra setuju dengan saranku. Ia menghampiri Angga yang tengah duduk sendirian. Dan beberapa saat kemudian mereka tertawa bersama.
Aku memang lebih pantas menjadi sahbatmu Keyra. Maybe, You aren’t mine. But, I’m yours Keyra. Itulah satu-satunya kalimat yang menguatkan hatiku. Setidaknya itu untukku sendiri. Jonathan Setyono.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer