#MenulisBerantai CLOSE TO YOU (Part 2)
Lanjutan cerita dari @Kopilovie di blog Close To You (Part 1)
Ilham
Bisa
menyelesaikan semua jenis soal matematika adalah dambaan semua murid. Termasuk
Ryan, murid bengal di sekolah yang pernah kuselamatkan dari “malapetaka”.
Tiga
hari setelah tawuran berdarah itu, Ryan menenemuiku
sambil menyodorkan amplop resmi berisi secarik surat bertanda tangan kepala sekolah.
Surat itu berisi teguran untuk orangtuanya akibat Ryan sering membolos ditambah
nilainya selalu merah. Ryan langsung mengatakan tujuannya, “Gue bakal bayar lo
mahal kalau lo mau jadi tutor gue!”
Aku
tidak suka memamerkan diri—toh semua tahu. Aku adalah Ilham. Murid terpintar di
sekolah. Selalu dipuji karena sikap teladanku. Selalu membuat orangtuaku bangga
atas semua prestasiku. Jadi, berdekatan dengan Ryan? Jangan bercanda! Perkara
besar jika aku mau bersentuhan dengan trouble
maker playboy sepertinya.
Namun,
ternyata Ryan tidak main-main dengan permintaannya. Setelah hari itu, Ryan gigih
mengekoriku. Seperti sekarang, misalnya. Dia menungguiku hingga aku selesai
latihan upacara.
“Yok
pulang.” Ryan bersedekap, punggungnya menempel di pilar tempat parkir.
Aku
akan menanggapinya ketika mataku tak sengaja melihat gadis berambut bob. Seketika
perhatianku seakan lenyap tersedot sosoknya.
Dia Pamela, gadis pemilik senyum
termanis di sekolah ini. Sorot matanya meneduhkan sekaligus memabukkan. Aku
terpesona padanya sejak masuk sekolah ini. Hanya dengan melihatnya, aku merasa
lengkap. Kalau aku sisi kanan, dia sisi kiri pelengkapku. Dia kutub negatif
bagi kepostifanku.
Jangan
bayangkan Pamela seperti sosok gadis bertubuh sintal layaknya model cat-walk. Dia bukan seorang pemandu
sorak. Dia—walaupun manis—tapi mungil. Tingginya hanya 150 sentimeter. Jauh
dari kriteria gadis cantik-sexy
idaman Ryan. Dan, aku bersyukur tentang itu. Aku tidak perlu khawatir playboy satu ini akan mengincarnya.
Satu
hal yang paling kusukai dari Pamela: dia piawai dalam berbahasa Inggris. Hanya
dia yang berhasil menyingkirkanku dalam lomba Speech Contest di acara tahunan sekolah sebulan lalu.
Namun,
akulah Ilham. Yang meskipun terlihat sempurna selalu tampak kikuk jika sudah
menyangkut Pamela. Hanya dengan melihatnya, aku jadi linglung seperti robot
yang kelebihan baterai—berjalan begitu cepat.
Begitu Pamela luput dari pandanganku, aku mendekati motorku
masih dalam kelinglungan. Seakan tidak ada yang bisa lebih menyebalkan, motor
metikku tidak bisa di-starter—mogok tanpa
sebab.
“Lo
ini ya! Jalan kayak orang kesetanan!” Pundakku ditepuk keras.
Aku
tidak menghiraukan dan terus mencoba men-starter.
“Kayak
gitu mana bisa nyala, Bro! Sini!”
Tanpa seizinku, Ryan mengambil alih motorku. Dia memutar kunci hingga off lalu melakukan kick starter. Motor belum juga menyala dan Ryan tampaknya mulai
menyerah.
“Eh,
ini nggak gratis tapi ya. Gue minta lo jadi tutor gue kalau motor lo nyala.
Gimana?”
Ryan
kembali fokus dengan pekerjaannya. Menginjak kick starter lagi, memutar kunci hingga on, men-starter-nya, lalu…
menyala!
“Lihat!
Berarti lo harus jadi tutor gue!” Ryan berkata penuh percaya diri.
Aku
akan mengelak permintaan itu ketika aku melihat Pamela melintas. Ia menoleh!
Senyumnya bahkan mengembang. Secara otomatis, aku membalas senyum itu sambil
mengangguk. Hal itu membuat Ryan salah paham. Dia menganggap anggukanku sebagai
persetujuan atas permintaannya.
“Nah,
gitu dong! Gue bakal bayar lo mahal kok kalo lo bisa bikin nilai matematika gue
bagus! Plus, gue bakal ngasih tahu lo cara buat deketin Pamela!” Ryan melambaikan
tangan lalu melenggang pergi begitu saja.
Apa tadi katanya? (***)
Ditulis untuk #MenulisBerantai #TimPDKT #LoveCycle
hmm, nilai matematik harganya mahal euy~
BalasHapushehe soalnya bikin otak berasap, Kak, kalau ngerjain soal matematik yang soalnya rumit XD
HapusMengikuti cerita kamu di sini, membuat aku harus menaikkan standar tulisanku berlipat-lipat agar tidak malu-maluin nerusin tulisanmu. Meskipun hasilnya sepertinya tetap malu-maluin, tapi tulisan sudah dilanjutkan! Mari kita sebaaaaar! :D
BalasHapusSok nih anak hahaha
Hapuspadahal dirinya yang udah gabung di antologi LoveAtSchool aaakkkk >_<
Dan, dia juga yang lebih senior di KampusFiksi aaakkkk XD
Yan, kalo KF kamu dateng nggak? Kalo kamu dateng aku mau ikut dateng *tsaahh XD